Program Studi Magister Ilmu Perikanan turut berpartisipasi dan menyelenggarakan “Scientific Discussion on Climate Vulnerability” bersama tim peneliti dari University of Oxford, United Kingdom, pada hari Selasa, 26 Agustus 2025. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid bertempat di Ruang Arwana FPIK UNMUL dan juga melalui Zoom Meeting. Antusias peserta dari berbagai kalangan seluruh indonesia mulai dari lembaga pemerintahan hingga akademis turut bergabung untuk menyimak kegiatan menarik ini, tercatat lebih dari 400 peserta bergabung secara daring melalui Zoom Meeting.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber internasional, yaitu Prof. Federica Genovese (Professor of Political Science and International Relations, University of Oxford), Hayley Pring, Ph.D dan Anthony Calacino Ph.D (Postdoctoral Research Fellows, University of Oxford).


Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU., ASEAN Eng, dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa bangga atas kerja sama akademik ini. Kehadiran para peneliti University of Oxford tidak hanya sekedar bertukar ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kita untuk memperkuat peran universitas dalam menjawab tantangan global, khususnya isu perubahan iklim, ucap Prof. Abdunnur.

Sementara itu, Dekan FPIK UNMUL, Dr. Moh. Mustakim, S.Pi., M.Si., turut menyampaikan selamat datang pada kegiatan diskusi ilmiah hari ini tentang perubahan iklim. Saya merasa terhormat menjadi bagian dari acara ini, dan saya yakin kita akan bertukar gagasan yang produktif dan mendalam. “Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan paling mendesak di zaman kita. Sangat penting bagi kita untuk bersatu berbagi pengetahuan, gagasan, dan solusi. Sembari kita membahas penelitian dan temuan terbaru, saya mendorong semua orang untuk berpikir kritis dan kreatif tentang bagaimana kita dapat mengatasi masalah global ini,” ujar Dekan FPIK UNMUL.

Mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk saling belajar dan mengeksplorasi perspektif baru. “Saya menantikan pemikiran dan gagasan Anda. Saya harap diskusi ilmiah tentang perubahan iklim ini dapat berjalan lancar dan memperkaya pemahaman kita,” pinta Dr. Moh. Mustakim.


Diskusi dipandu oleh Hamdhani, Ph.D., (Dosen FPIK UNMUL) dan memaparkan Climate Vulnerability Project, riset yang mengkaji bagaimana kelompok masyarakat di negara-negara Global South, termasuk Indonesia, merespons dampak perubahan iklim.

Prof. Federica Genovese selaku Narasumber dan team peneliti dari University of Oxford menyampaikan materi mengenai “Mapping the Political Economy of Climate Vulnerability in the Global South” terkhususnya menyoroti mengenai (cross-pressure communities), yakni masyarakat yang sekaligus menghadapi dampak ekologis perubahan iklim dan ketergantungan pada energi fosil.

 

“Hasil riset awal menunjukkan bahwa bencana ekologis mendorong masyarakat lebih aktif melakukan protes, tetapi pada saat bersamaan partisipasi politik formal seperti pemilu justru menurun. Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar juga menghadapi dilema besar antara kebutuhan mitigasi emisi dan adaptasi terhadap dampak iklim,” urainya.

Dr. Ir. Hj. Fitriyana, S.Pi., M.Si., IPU selaku koordinator Program Studi Magister Ilmu Perikanan turut mendukung kegiatan serupa untuk terus sering dilakukan guna memperkuat sinergi antara dunia akademik dan masyarakat pesisir, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan. Kami berharap kolaborasi lintas sektor seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kapasitas serta kesejahteraan masyarakat perikanan di berbagai wilayah.

Universitas Mulawarman dan University of Oxford berkomitmen menjalin kerja sama berkelanjutan melalui riset bersama, publikasi, dan pertukaran akademik. Semoga forum ini menjadi awal kemitraan yang berdampak bagi masyarakat terdampak perubahan iklim.

berita HSV