Dalam rangka memperkuat mutu pendidikan tinggi dan menyelaraskan capaian pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja, Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Mulawarman menyelenggarakan Lokakarya Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Kegiatan ini bertujuan untuk mereformulasi struktur kurikulum agar lebih adaptif terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), serta dinamika global yang menuntut lulusan kompeten dan berdaya saing.
Kegiatan ini dibuka
oleh Dekan FPIK, Dr. Ir. Komsanah Sukarti, M.P. Dalam sambutannya Dr. Komsanah
mengatakan kita harus bisa mengikuti perkembangan zaman, apalagi jumlah SKS
yang sudah bertambah yang mengharuskan belajar lebih dalam.
Dalam materi
menyampaikan, Lokakarya Kurikulum ini bertujuan untuk mengikuti ketentuan
perundangan penyesuaian kurikulum 2024 meninjau dan memperbarui kurikulum yang
digunakan, sehingga relevan untuk diterapkan masa kini. Pada Permendikbudristek
No.53 tahun 2023, Paragraf 3 pasal 19 program magister/ magister terapan, beban
belajar berada pada rentang 54 (lima puluh empat) satuan kredit semester sampai
dengan 72 (tujuh puluh dua) satuan kredit semester di rancang dengan Masa
Tempuh Kurikulum 3 (tiga) semester sampai dengan 4 (empat) semester dan
mahasiswa pada program magister/magister terapan wajib diberikan tugas akhir
dalam bentuk tesis, prototype, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang
sejenis

Koordinator
Program Studi Magister Ilmu Perikanan, FPIK Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Hj.
Fitriyana, S.Pi., M.Si., IPU menyampaikan bahwa telah terjadi penyesuaian
jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) dalam kurikulum terbaru. “Jika sebelumnya
total SKS yang harus ditempuh mahasiswa berjumlah 37, maka pada kurikulum yang
telah direvisi kini ditetapkan minimal sebanyak 54 SKS,” ungkapnya dalam sesi
diskusi lokakarya.
Lebih lanjut,
Dr. Fitriyana menyoroti urgensi peningkatan kapasitas sumber daya manusia di
bidang perikanan, khususnya dalam peran penyuluhan. “Melihat dinamika
pengelolaan perikanan di masyarakat, masih terdapat kebutuhan signifikan akan
tenaga penyuluh yang kompeten. Salah satu upaya peningkatan profesionalisme
tersebut adalah melalui jenjang pendidikan formal, di mana strata magister (S2)
menjadi salah satu syarat strategis untuk mendukung efektivitas peran penyuluh
di lapangan,” jelasnya.

Lokakarya Kurikulum Berbasis OBE ini dipandu oleh Dr. Aditya Irawan, S.Pi., M.Si., selaku moderator, dan menghadirkan lima narasumber dari berbagai institusi strategis. Di antaranya adalah Dr. Eko Setyabudi, S.Pi., M.P., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada; Petrijansyah Noor, S.Pi., M.P., dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur; Tajddinur, S.Pi., M.Pd., sebagai perwakilan dari PT. Ansaf Inti Resources; serta tiga akademisi dari Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Mulawarman, yaitu Dr. Sc.Ed. Safrudiannur, S.Pd., M.Pd., Dr. Irsan Tricahyadinata, S.E., M.Si., dan Muhammad Azmi, S.Pd., M.Pd.

Hadirnya
narasumber dari berbagai pihak memberikan masukan dalam pertimbangan mata
kuliah terhadap kompetensi yang diperlukan saat ini. Hasil lokakarya ini
menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum Program Studi (Prodi)
Akuakultur selanjutnya.